Batubara yang dibongkar dari kapal selanjutnya diangkut dengan menggunakan Conveyor menuju tempat penyimpanan sementara (Temporary Stock). Dan selanjutnya batubara tersebut dibawa ke Coal Bunker diteruskan ke Coal Feeder yang berfungsi mengatur jumlah aliran batubara ke Mill Pulverizer.
Di dalam Mill Pulverizer, batubara ini dihancurkan dari diameter 5 cm menjadi serbuk yang sangat halus seperti tepung dengan ukuran 200 mesh. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara primer, yaitu udara panas yang bersumber dari Primary Air Fan. Udara ini dimanfaatkan untuk mendorong batubara dari Pulverizer melalui Coal Pipe menuju ke Coal Burner di boiler untuk proses pembakaran.
Dalam Coal Burner, batubara dan udara primer dicampur dengan udara sekunder yang dipanaskan di dalam Secondary Air Heater dan dialirkan oleh Force Draft Fan. Dalam proses pembakaran persentase perbandingan udara adalah 20% udara primer dan 80% udara sekunder.
Kemudian setelah terjadi pembakaran dihasilkan limbah abu. Abu tersebut terdiri dari 80 % Fly Ash yang terbang terbawa aliran gas buang dan 20% berupa Bottom Ash yang jatuh ke dasar boiler. Fly ash terbawa melewati Electrostatic Prescipitator akibat tarikan Induce Draft Fan. Induce Draft Fan berfungsi untuk menghisap abu terbang hasil pembakaran dan menjaga tekanan boiler pada -10 mm WG, supaya jika terjadi kebocoran pada boiler, api tidak tersembur keluar boiler.
Electrostatic Prescipitator berfungsi untuk menangkap 99,5% Fly Ash dengan sistem elektrode dan 0,5% sisanya dibuang melalui cerobong (Stack). Dari 99,5% Fly Ash itu dikumpulkan dan diambil dengan alat Pneumatic Gravity Conveyor pada unit 1-4 dan pada unit 5-7 menggunakan kompresor. Abu tersebut digunakan sebagai material untuk bahan pembuat jalan, beton semen dan bahan bangunan (conblock).
Untuk menjaga agar abu yang dikeluarkan dari cerobong tidak terakumulasi di daerah yang sempit, cerobong untuk unit 1-4 dibuat setinggi 200 meter, dan cerobong untuk unit 5-7 dibuat setinggi 275 m. Sedangkan Bottom Ash jatuh di dasar boiler ditampung oleh bak SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor). Abu Bottom Ash ini juga digunakan sebagai material untuk bahan pembuat jalan, beton semen dan bahan bangunan (conblock).
11 komentar:
hmmm...nice share... :D
gimana kalo diposting juga pemanfaatan dari sisa fly ash PLTU nya...banyak jg tuh manfaatnya..apa lagi dlm bidang bahan bangunan..
Mumpung masih nyambung dg postingan PLTU nya..hehehe
makasih dah mampir :)
hmm untuk sementara saya membahas tentang PLTU dulu, masalah pemanfaatan fly ash kyke anda lebih paham daripada saya :D
hahaha...
gimana kalo kita kerja sama aja bahas si fly ash? :P
boleh boleh, silakan klo mau membantu :P
hmm..kira2 apa yg bisa saya bantu? :P
bantulah apa yang bisa anda bantu :P
yaa paling tidak share ilmu lah, semoga ilmu kita manfaat amiin :D
amiin... :)
hmmm...ya monggo saja..ask me to help you if you want.. I'll do my best. :)
mas, adakan materi yang khusus membahas stack dan ventilator pada sistem PLTU?? trims
maksudnnya tentang stack gimana? apa permasalahann penangkap debu (dust catcher) atau cerobong nya?
berapa presentase abu (fly ash dan bottom ash per MW pembangkit?
tks
Mantap gan...
Posting Komentar